a. Alat
- Power Supply
b. Bahan
- Arduino UNO
- Transistor
- UV sensor
Spesifikasi :
- Catu Daya : 3.3V/5V
- Sensor : LTR390-UV-01
- Communication Bus : I2C (Constant Address: 0x53)
- Response Spectrum : 280 - 430nm
- Mounting Hole Size : 2mm
- Dimensi : 27 x 20mm
- Rain Sensor
- Pin1 (VCC): Ini adalah pin 5V DC
- Pin2 (GND): ini adalah pin GND (ground).
- Pin3 (DO): Ini adalah pin keluaran rendah/tinggi
- Pin4 (AO): Ini adalah pin keluaran analog
Spesifikasi
Spesifikasi sensor hujan antara lain sebagai berikut.
- Modul sensor ini menggunakan bahan dua sisi berkualitas baik.
- Anti-konduktivitas & oksidasi dengan penggunaan jangka panjang
- Luas sensor ini berukuran 5cm x 4cm dan dapat dibuat dengan pelat nikel di bagian sampingnya
- Sensitivitasnya dapat diatur dengan potensiometer
- Tegangan yang dibutuhkan adalah 5V
- Ukuran PCB kecil adalah 3,2cm x 1,4cm
- Untuk memudahkan pemasangan, menggunakan lubang baut
- Ia menggunakan komparator LM393 dengan tegangan lebar
- Output dari komparator adalah bentuk gelombang bersih dan kapasitas penggerak di atas 15mA
- Heater
- Modul PCF8574
- Antarmuka I2C, modul ekspansi I / O, dua skalabilitas I / O 8 I / O (hingga 8 penggunaan simultan
- PCF8574 diperluas menjadi 64 I / O)
Fitur paling penting:
1. Mendukung dua jenis antarmuka papan target akses: Pin atau kursi baris,
2. Mendukung kaskade bus I2C (dengan metode docking pin header row seat dapat digunakan secara bersamaan beberapa modul I2C)
3. Aplikasi umum: I / O kekurangan sumber daya Ekspansi I / O MCU
4. Sumber daya utama: antarmuka PCF8574 I2C, paralel 8-bit
- Ground
Ground Berfungsi sebagai untuk meniadakan beda potensial dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau arus pada rangkaian
- Ground
- Arduino UNO
- Mikrokontroler: Ini adalah otak utama dari Arduino yang melakukan semua operasi pengolahan data dan kontrol. Arduino menggunakan mikrokontroler sebagai pusat kendali, yang berfungsi untuk membaca input, menjalankan kode program, dan mengontrol output. Beberapa varian Arduino menggunakan mikrokontroler dari berbagai produsen, seperti ATmega yang diproduksi oleh Microchip Technology.
- Pin I/O: Arduino memiliki sejumlah pin input/output (I/O) yang digunakan untuk menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen lainnya. Pin ini bisa berfungsi sebagai input untuk membaca data dari sensor atau output untuk mengontrol aktuator. Ada pin digital dan pin analog. Pin digital dapat berupa input atau output dengan nilai logika 0 (LOW) atau 1 (HIGH), sementara pin analog digunakan untuk membaca nilai analog seperti sensor suhu atau cahaya.
- Papan Sirkuit: Papan Arduino adalah substrat fisik tempat semua komponen terhubung. Papan ini biasanya terbuat dari bahan tahan lama dan dilengkapi dengan jalur tembaga yang menghubungkan komponen-komponen elektronik.
- Konektor USB: Banyak varian Arduino dilengkapi dengan konektor USB. Ini memungkinkan Anda untuk menghubungkan papan Arduino ke komputer, sehingga Anda dapat mengunggah kode program ke mikrokontroler dan berkomunikasi dengan papan melalui koneksi serial.
- Catu Daya: Arduino memerlukan catu daya untuk beroperasi. Ini bisa berasal dari komputer melalui kabel USB atau dari sumber daya eksternal seperti baterai atau adaptor listrik. Beberapa papan Arduino memiliki regulator tegangan yang memungkinkan papan menerima berbagai tingkat tegangan masukan.
- Konektor Listrik: Arduino umumnya memiliki pin header atau konektor yang memungkinkan Anda untuk menghubungkan kabel atau kawat ke pin I/O. Ini memudahkan Anda dalam menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen lainnya ke papan Arduino.
- Kristal Osilator: Kristal osilator digunakan untuk menghasilkan sinyal osilasi yang diperlukan oleh mikrokontroler untuk menjalankan perhitungan waktu dan operasi lainnya.
- Tombol Reset: Tombol reset memungkinkan Anda untuk mengulang proses booting papan Arduino atau menghentikan eksekusi program yang sedang berjalan.
- Indikator LED: Beberapa varian Arduino memiliki indikator LED yang terhubung ke pin tertentu. LED ini dapat diatur dalam kode program untuk memberi tahu status atau kondisi papan, seperti aktif atau dalam mode tidur.
- Cara Menghubungkan dua arduino
- Komunikasi Serial Asinkron
- Komunikasi Serial I2C / TWI (Two Wire Interface)
- Komunikasi SPI (Serial Peripheral Interface)
- Sensor Suhu LM35
- LM35, LM35A -> range pengukuran temperature -55ºC hingga +150ºC.
- LM35C, LM35CA -> range pengukuran temperature -40ºC hingga +110ºC.
- LM35D -> range pengukuran temperature 0ºC hingga +100ºC.
- Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150ºC
- Low self-heating, sebesar 0.08 ºC
- Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V
- Tidak memerlukan pengkondisian sinyal
- Membutuhkan tegangan untuk beroperasi.
- Resistor
- Transistor
- Sensor UV
Arduino adalah platform perangkat keras (hardware) yang dirancang untuk memudahkan pengembangan dan prototyping proyek-proyek elektronik. Ini terdiri dari papan sirkuit cetak berukuran kecil yang dilengkapi dengan mikrokontroler dan sejumlah pin input/output yang dapat digunakan untuk menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen elektronik lainnya.
Mikrokontroler pada papan Arduino adalah otak utama yang mengontrol berbagai komponen yang terhubung dengannya. Papan Arduino biasanya dilengkapi dengan berbagai macam varian mikrokontroler dari berbagai produsen, seperti ATmega yang diproduksi oleh Microchip Technology. Meskipun demikian, Arduino lebih sering dikaitkan dengan platform open-source yang dikelola oleh Arduino.cc.
Arduino memiliki beberapa komponen utama yang membentuk papan sirkuit mikrokontroler. Berikut adalah penjelasan tentang komponen-komponen utama Arduino:
Semua komponen ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan platform Arduino yang kuat dan serbaguna untuk mengembangkan berbagai proyek elektronik dan pemrograman.
Pin (5V, 3.3V, GND, Analog, Digital, PWM, AREF)
Pin pada Arduino adalah tempat dimana untuk menyambungkan kabel anatara pin Arduino dengan perangkat-perangkat input/output (biasanya menghubungkan dengan rangkaian project pada breadboard). Pin Arduino biasanya berupa female header sehingga untuk mendapatkan koneksi dari pin Arduino hanya cukup colokan kabel ke dalam lubang pin header tersebut. Terdapat beberapa pin pada Arduino dengan fungsi yang berbeda-beda, masing-masing pin diberi label sesuai nama dan fungsinya pada PCB.
GND : Kependekan dari ‘Ground’. Terdapat beberapa pin ground dan semuanya dapat digunakan.
5V & 3.3V: 5V pin memberikan supply tegangan 5 volt, dan 3.3V pin memberikan supply tegangan 3.3 volt. Kebanyakan yang digunakan dengan Arduino bekerja pada tegangan 5 atau 3.3 volt.
Analog: Pin yang berada di bawah tulisan ‘Analog In’ (A0 sampai A5 pada Arduino UNO) adalah pin Analog Input. Pin ini dapat membaca sinyal dari sensor analog (seperti sensor suhu) dan mengkonversinya kedalam nilai digital yang dapat kita baca.
Digital: Terletak disisi lain dari analog pin terdapat pin digital (0 sampai 13 pada UNO). Pin ini dapat difungsikan sebagai digital input (seperti memberitahukan apabila button dipencet) dan digital output (seperti menyalakan sebuah LED).
PWM: Kamu bisa melihat simbol (~) pada beberapa pin digital (3, 5, 6, 7, 9, 10, dan 11 pada UNO). Pin ini berfungsi sebagai pin digital biasanya, tapi bisa digunakan untuk Pulse-Width Modulation (PWM), sederhananya pin ini dapat mengeluarkan keluaran tegangan Analog.
AREF: Singkatan dari Analog Reference. Pin ini digunakan untuk mengatur tegangan referensi external (antara 0 dan 5 volt) sebagai batas untuk pin analog input.
Tombol Reset
Seperti komputer pada umumnya, Arduino mempunyai tombol reset (10). Menekan tombol ini akan menghubungkan pin reset dengan ground dan merestart semua kode program yang ada di dalam Arduino. Reset ini akan sangat membantu jika kode tidak berjalan berulang-ulang, tapi kamu ingin menjalankannya beberapa kali.
Power LED Indicator
Tepat di bawah dan di sebelah kanan kata “UNO” di board Arduino, ada LED kecil di samping kata ‘ON’ (11). LED ini harus menyala setiap kali Anda memasukkan Arduino Anda ke sumber tegangan. Jika lampu ini tidak menyala, ada kemungkinan ada sesuatu yang salah.
TX RX LED
TX adalah singkatan dari transmit, RX adalah singkatan dari receive. Kata ini cukup familiar dalam istilah elektronik untuk menunjukkan pin sebagai komunikasi serial. Dalam board Arduino terdapat dua tempat tulisan TX dan RX – pertama pada pin digital 0 dan 1, dan yang kedua di samping indikator LED TX dan RX (12). LED ini akan memberi kita beberapa indikasi visual setiap kali Arduino menerima atau mentransmisikan data (seperti saat kita memasukan program baru ke board Arduino).
IC Utama
Berwarna hitam terdapat banyak kaki logam disampingnya adalah IC, atau Integrated Circuit (13). Anggap saja itu sebagai otaknya Arduino. IC utama pada Arduino UNO berbeda dengan jenis board Arduino lainnya tapi biasanya merupakan IC keluarga ATmega yang diproduksi oleh perusahaan ATMEL. Untuk mengetahui jenis IC yang dipakai bisa ditemukan secara tertulis disisi atas IC. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang perbedaan antara IC tersebut, dapat dilihat pada datasheet.
Voltage Regulator
Regulator tegangan berfungsi untuk membatasi jumlah tegangan yang masuk ke board Arduino. Anggap saja itu sebagai semacam gatekeeper; ini akan menghilangkan tegangan lebih yang mungkin membahayakan sirkuit. Tentu saja, ini memiliki batas, jadijangan menghubungkan Arduino Anda dengan yang lebih besar dari 20 volt.
Dua buah board Arduino UNO/Nano dapat dihubungkan dengan komunikasi serial, sehingga keduanya dapat berkomunikasi.
Alternatif komunikasi serial yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:
Pin (5V, 3.3V, GND, Analog, Digital, PWM, AREF)
Pin pada Arduino adalah tempat dimana untuk menyambungkan kabel anatara pin Arduino dengan perangkat-perangkat input/output (biasanya menghubungkan dengan rangkaian project pada breadboard). Pin Arduino biasanya berupa female header sehingga untuk mendapatkan koneksi dari pin Arduino hanya cukup colokan kabel ke dalam lubang pin header tersebut. Terdapat beberapa pin pada Arduino dengan fungsi yang berbeda-beda, masing-masing pin diberi label sesuai nama dan fungsinya pada PCB.
GND : Kependekan dari ‘Ground’. Terdapat beberapa pin ground dan semuanya dapat digunakan.
5V & 3.3V: 5V pin memberikan supply tegangan 5 volt, dan 3.3V pin memberikan supply tegangan 3.3 volt. Kebanyakan yang digunakan dengan Arduino bekerja pada tegangan 5 atau 3.3 volt.
Analog: Pin yang berada di bawah tulisan ‘Analog In’ (A0 sampai A5 pada Arduino UNO) adalah pin Analog Input. Pin ini dapat membaca sinyal dari sensor analog (seperti sensor suhu) dan mengkonversinya kedalam nilai digital yang dapat kita baca.
Digital: Terletak disisi lain dari analog pin terdapat pin digital (0 sampai 13 pada UNO). Pin ini dapat difungsikan sebagai digital input (seperti memberitahukan apabila button dipencet) dan digital output (seperti menyalakan sebuah LED).
PWM: Kamu bisa melihat simbol (~) pada beberapa pin digital (3, 5, 6, 7, 9, 10, dan 11 pada UNO). Pin ini berfungsi sebagai pin digital biasanya, tapi bisa digunakan untuk Pulse-Width Modulation (PWM), sederhananya pin ini dapat mengeluarkan keluaran tegangan Analog.
AREF: Singkatan dari Analog Reference. Pin ini digunakan untuk mengatur tegangan referensi external (antara 0 dan 5 volt) sebagai batas untuk pin analog input.
Tombol Reset
Seperti komputer pada umumnya, Arduino mempunyai tombol reset (10). Menekan tombol ini akan menghubungkan pin reset dengan ground dan merestart semua kode program yang ada di dalam Arduino. Reset ini akan sangat membantu jika kode tidak berjalan berulang-ulang, tapi kamu ingin menjalankannya beberapa kali.
Power LED Indicator
Tepat di bawah dan di sebelah kanan kata “UNO” di board Arduino, ada LED kecil di samping kata ‘ON’ (11). LED ini harus menyala setiap kali Anda memasukkan Arduino Anda ke sumber tegangan. Jika lampu ini tidak menyala, ada kemungkinan ada sesuatu yang salah.
TX RX LED
TX adalah singkatan dari transmit, RX adalah singkatan dari receive. Kata ini cukup familiar dalam istilah elektronik untuk menunjukkan pin sebagai komunikasi serial. Dalam board Arduino terdapat dua tempat tulisan TX dan RX – pertama pada pin digital 0 dan 1, dan yang kedua di samping indikator LED TX dan RX (12). LED ini akan memberi kita beberapa indikasi visual setiap kali Arduino menerima atau mentransmisikan data (seperti saat kita memasukan program baru ke board Arduino).
IC Utama
Berwarna hitam terdapat banyak kaki logam disampingnya adalah IC, atau Integrated Circuit (13). Anggap saja itu sebagai otaknya Arduino. IC utama pada Arduino UNO berbeda dengan jenis board Arduino lainnya tapi biasanya merupakan IC keluarga ATmega yang diproduksi oleh perusahaan ATMEL. Untuk mengetahui jenis IC yang dipakai bisa ditemukan secara tertulis disisi atas IC. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang perbedaan antara IC tersebut, dapat dilihat pada datasheet.
Voltage Regulator
Regulator tegangan berfungsi untuk membatasi jumlah tegangan yang masuk ke board Arduino. Anggap saja itu sebagai semacam gatekeeper; ini akan menghilangkan tegangan lebih yang mungkin membahayakan sirkuit. Tentu saja, ini memiliki batas, jadijangan menghubungkan Arduino Anda dengan yang lebih besar dari 20 volt.
Dua buah board Arduino UNO/Nano dapat dihubungkan dengan komunikasi serial, sehingga keduanya dapat berkomunikasi.
Alternatif komunikasi serial yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:
Komunikasi Serial Asinkron
Pada komunkasi serial asinkron, port yang dipakai adalah port komunikasi serial TX & RX, atau pin D0 dan D1 pada Arduino. Cara menghubungkannya adalah silang, yaitu TX dihubungkan ke RX , RX dihubungkan ke TX. Pengiriman data dilakukan dengan menggunakan library Serial pada Arduino. Pada komunikasi ini hanya dapat dihubungkan 2 buah board Arduino.
Komunikasi asinkron pada Arduino dapat menggunakan hardware dan software. Secara hardware, komunikasi asinkron terhubung ke pin D0 dan D1. Jika perlu tambahan komunikasi serial, dapat menggunakan library SoftwareSerial.
Jika menggunakan library SoftwareSerial, port yang digunakan bebas.
Berikut ini skema menghubungkan Arduino dengan komunikasi sinkron, menggunakan port asinkron bawaan aslinya. Pin TX di Arduino pertama dihubungkan ke RX di Arduino kedua. Pin RX di Arduino pertama dihubungkan ke TX di Arduino kedua.
Pada komunkasi serial asinkron, port yang dipakai adalah port komunikasi serial TX & RX, atau pin D0 dan D1 pada Arduino. Cara menghubungkannya adalah silang, yaitu TX dihubungkan ke RX , RX dihubungkan ke TX. Pengiriman data dilakukan dengan menggunakan library Serial pada Arduino. Pada komunikasi ini hanya dapat dihubungkan 2 buah board Arduino.
Komunikasi asinkron pada Arduino dapat menggunakan hardware dan software. Secara hardware, komunikasi asinkron terhubung ke pin D0 dan D1. Jika perlu tambahan komunikasi serial, dapat menggunakan library SoftwareSerial.
Jika menggunakan library SoftwareSerial, port yang digunakan bebas.
Berikut ini skema menghubungkan Arduino dengan komunikasi sinkron, menggunakan port asinkron bawaan aslinya. Pin TX di Arduino pertama dihubungkan ke RX di Arduino kedua. Pin RX di Arduino pertama dihubungkan ke TX di Arduino kedua.
Komunikasi Serial I2C/TWI
Pada komunikasi ini digunakan protokol TWI (Two Wire Interface). Pin yang dipakai adalah SDA (ADC4) dan SCL (ADC5).
Berikut ilustrasi port pada Arduino:
Pada protokol TWI/I2C, 1 prosesor menjadi master, sedangkan lainnya adalah slave. Pengalamatan pada I2C adalah 7 bit, jadi jumlah node maksimum yang dapat dihubungkan pada bus I2C adalah 128 buah prosesor.
Berikut ini contoh cara menghubungkan 2 buah Arduino dengan protokol I2C.
Pada komunikasi ini digunakan protokol TWI (Two Wire Interface). Pin yang dipakai adalah SDA (ADC4) dan SCL (ADC5).
Berikut ilustrasi port pada Arduino:
Pada protokol TWI/I2C, 1 prosesor menjadi master, sedangkan lainnya adalah slave. Pengalamatan pada I2C adalah 7 bit, jadi jumlah node maksimum yang dapat dihubungkan pada bus I2C adalah 128 buah prosesor.
Berikut ini contoh cara menghubungkan 2 buah Arduino dengan protokol I2C.
Komunikasi SPI (Serial Peripheral Interface)
Pada komunikasi ini digunakan protokol SPI. Pin yang dipakai adalah SCK, MOSI, MISO dan SS.
Daftar pin yang dipakai untuk SPI pada Arduino adalah sebagai berikut:
Jalur SPI
Pin Arduino Pin ATmega328
MOSI 11 or ICSP-4 PB3 MISO 12 or ICSP-1 PB4 SCK 13 or ICSP-3 PB5 SS 10 PB2
Berikut cara menghubungkan 2 perangkat yang menggunakan protokol SPI
Pada komunikasi ini digunakan protokol SPI. Pin yang dipakai adalah SCK, MOSI, MISO dan SS.
Daftar pin yang dipakai untuk SPI pada Arduino adalah sebagai berikut:
Jalur SPI | Pin Arduino | Pin ATmega328 |
MOSI | 11 or ICSP-4 | PB3 |
MISO | 12 or ICSP-1 | PB4 |
SCK | 13 or ICSP-3 | PB5 |
SS | 10 | PB2 |
Berikut cara menghubungkan 2 perangkat yang menggunakan protokol SPI
IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperature ruang. Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC LM35 penggunaannya sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indicator tampilan catu daya terbelah. IC LM 35 dapat dialiri arus 60 μ A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam suhu ruangan. Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat dikalibrasikan langsung dalam C (celcius), LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor.
hFE = iC/iB
dimana, iC = perubahan arus kolektor
iB = perubahan arus basis
hFE = arus yang dicapai
Radiasi UV dapat dibagi menjadi hampir UV (panjang gelombang: 380–200 nm) dan UV vakum (200–10 nm). Dalam pembicaraan mengenai pengaruh radiasi UV terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, jarak panjang gelombang sering dibagi lagi kepada UVA (380–315 nm), yang juga disebut "Gelombang Panjang" atau "blacklight"; UVB (315–280 nm), yang juga disebut "Gelombang Medium" (Medium Wave); dan UVC (280-10 nm), juga disebut "Gelombang Pendek" (Short Wave).
Radiasi UV dapat dibagi menjadi hampir UV (panjang gelombang: 380–200 nm) dan UV vakum (200–10 nm). Dalam pembicaraan mengenai pengaruh radiasi UV terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, jarak panjang gelombang sering dibagi lagi kepada UVA (380–315 nm), yang juga disebut "Gelombang Panjang" atau "blacklight"; UVB (315–280 nm), yang juga disebut "Gelombang Medium" (Medium Wave); dan UVC (280-10 nm), juga disebut "Gelombang Pendek" (Short Wave).
Sensor api UV-Tron adalah sebuah sensor yang mendeteksi adanya nyala api yang memancarkan sinar ultraviolet. Pancaran cahaya ultraviolet dari sebuah nyala lilin berjarak 5 meter dapat dideteksi oleh sensor ini. Sensor api UV-Tron adalah sebuah sensor yang mendeteksi adanya nyala api yang memancarkan sinar ultraviolet. Pancaran cahaya ultraviolet dari sebuah nyala lilin berjarak 5 meter dapat dideteksi oleh sensor ini. Sensor UV-Tron akan mengeluarkan logika high (1) jika ia mendeteksi keberadaan api dan sebaliknya sensor UV-Tron akan mengeluarkan logika low (0) jika ia tidak mendeteksi api. Sensor UV-Tron dapat membaca panjang gelombang dari 185nm sampai 260nm.
- Rain Sensor
- HeaterHeater, dalam konteks umum, merujuk pada perangkat yang dirancang untuk menghasilkan panas dan meningkatkan suhu dalam suatu ruangan atau sistem tertentu. Biasanya menggunakan elemen pemanas, seperti kawat pemanas atau elemen pemanas keramik, heater mengubah energi listrik menjadi panas yang dipancarkan ke sekitarnya. Penggunaan heater dapat bervariasi dari pemanas ruangan untuk kenyamanan termal di rumah atau kantor hingga aplikasi industri yang memerlukan kontrol suhu yang ketat. Selain itu, heater juga dapat menjadi bagian dari berbagai perangkat, termasuk peralatan laboratorium, mesin, atau alat elektronik yang memerlukan suhu tertentu untuk beroperasi secara optimal.Prinsip KerjaPrinsip kerja heater didasarkan pada konsep transformasi energi listrik menjadi panas. Biasanya, heater dilengkapi dengan elemen pemanas, seperti kawat pemanas atau elemen pemanas keramik, yang memiliki resistansi listrik tinggi. Ketika arus listrik mengalir melalui elemen pemanas ini, resistansi menyebabkan pemanasan, dan energi listrik diubah menjadi panas. Panas yang dihasilkan kemudian dipancarkan ke lingkungan sekitarnya, meningkatkan suhu di sekitar heater. Prinsip ini digunakan baik dalam pemanas ruangan konvensional maupun dalam berbagai aplikasi industri di mana kontrol suhu adalah faktor kritis. Beberapa heater juga dilengkapi dengan sensor suhu atau termostat untuk memantau dan mengatur suhu, memastikan kenyamanan atau kestabilan suhu yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan pengguna atau spesifikasi aplikasi.
- Baterai
- LCD 20x4
- Modul PCF8574Merupakan modul expansion board untuk mengatur hingga 8 pin I/O. menggunakan komunikasi secara I2C, artinya dengan 2 pin (SDA/SCL) maka kita dapat mengatur hingga 8 pin yg dapat dijadikan input output. modul ini juga dapat di cascade, hingga 8 modul atau hingga 64 pin input output.
- Ground
1) Download library yang diperlukan (dapat dilihat pada bagian download dalam blog) 2) Buka proteus yang sudah diinstal untuk membuat rangkaian.3) Tambahkan komponen seperti Arduino, sensor, dan perangkat lainnya lalu susun menjadi rangkaian.4) Buka Arduino IDE yang sudah diinstal.5) Di Arduino IDE, pergi ke menu "File" > "Preferences".6) Pastikan opsi "Show verbose during compile" dicentang untuk mendapatkan informasi detail saat kompilasi.7) Salin kode program Arduino pada blog kemudian tempelkan program tadi ke Arduino IDE.8) Kompilasikan kode dengan menekan tombol "Verify" di Arduino IDE.9) Cari dan salin path file HEX yang dihasilkan selama proses kompilasi.10) Kembali ke Proteus dan pilih Arduino yang telah Anda tambahkan di rangkaian.11) Buka opsi "Program File" dan tempelkan path HEX yang telah Anda salin dari Arduino IDE.l2) Jalankan simulasi di Proteus
Prinsip Kerja
Rangkaian sensor lingkungan yang terdiri dari sensor suhu, sensor cahaya, dan sensor hujan dapat diaplikasikan dalam sebuah greenhouse untuk mengontrol kondisi lingkungan bagi tanaman selada. Alur kerja rangkaian ini dimulai dengan pengambilan data oleh sensor-suatu suhu yang mengukur suhu di dalam greenhouse. Data suhu ini kemudian diproses, dan jika suhu dianggap kurang optimal, sistem dapat mengaktifkan penghangat atau pendingin secara otomatis. Selanjutnya, sensor cahaya akan mengukur intensitas cahaya di sekitar tanaman selada. Jika intensitas cahaya alami tidak mencukupi, sistem dapat mengaktifkan lampu tambahan untuk memberikan pencahayaan yang cukup untuk tanaman.
Selain itu, sensor hujan akan mendeteksi keberadaan hujan. Jika sensor hujan mendeteksi hujan, sistem dapat mengatur penutup atap greenhouse secara otomatis untuk melindungi tanaman dari hujan berlebihan. Semua informasi ini kemudian ditampilkan pada layar LCD, memberikan informasi visual tentang kondisi lingkungan kepada pengguna. Dengan demikian, rangkaian ini berfungsi sebagai sistem kendali otomatis untuk menciptakan lingkungan optimal bagi pertumbuhan tanaman selada dalam greenhouse, memastikan tanaman menerima kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan yang maksimal.
a). Flowchart
PENGIRIM
PENERIMA
b). Listing Program
PENGIRIM
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
const int suhuPin = A0; // Pin sensor suhu (analog)
const int apdsPin = A1; // Pin sensor APDS-9002 (analog)
const int hujanPin = 2; // Pin sensor hujan (digital)
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 20, 4); // Alamat I2C dan ukuran LCD (20 kolom, 4 baris)
void setup() {
Serial.begin(9600); // Inisialisasi port serial
lcd.begin(20, 4); // Inisialisasi LCD
pinMode(suhuPin, INPUT);
pinMode(apdsPin, INPUT);
pinMode(hujanPin, INPUT);
}
void loop() {
// Baca nilai sensor
int suhuValue = analogRead(suhuPin);
int apdsValue = analogRead(apdsPin);
int hujanValue = digitalRead(hujanPin);
// Konversi nilai analog ke nilai fisik
float suhuMv = (suhuValue / 1024.0) * 5000; // Konversi ke mV
float suhuCelsius = suhuMv / 10; // Konversi ke derajat Celsius
float apdsVoltage = apdsValue * (5.0 / 1023.0); // Konversi ke volt
float apdsMv = apdsVoltage * 1000; // Konversi ke milivolt
// Tentukan kondisi waktu berdasarkan nilai APDS-9002
String kondisiWaktu;
if (apdsMv < 5) {
kondisiWaktu = "Malam";
} else if (apdsMv >= 5 && apdsMv <= 650) {
kondisiWaktu = "Pagi";
} else {
kondisiWaktu = "Siang";
}
// Kirim data melalui port serial
Serial.print("Suhu=");
Serial.print(suhuCelsius);
Serial.print("°C;Lux=");
Serial.print(apdsMv);
Serial.print(" mV;Hujan=");
Serial.print(hujanValue);
Serial.print(";Waktu=");
Serial.println(kondisiWaktu);
// Tampilkan data di LCD
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Suhu: ");
lcd.print(suhuCelsius);
lcd.print("C");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Lux: ");
lcd.print(apdsMv);
lcd.print("mV");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("Hujan: ");
lcd.print(hujanValue == 1 ? "Ya" : "Tidak");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("Waktu: ");
lcd.print(kondisiWaktu);
delay(1000); // Tunda selama 1 detik
}
PENERIMA
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
int penghangatPin = 8; // Pin penghangat
int pendinginPin = 9; // Pin pendingin
int motorPin = 10; // Pin motor penutup bak
int lampuPin = 11; // Pin lampu
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 20, 4); // Alamat I2C dan ukuran LCD (20 kolom, 4 baris)
void setup() {
Serial.begin(9600); // Inisialisasi port serial
lcd.begin(20, 4); // Inisialisasi LCD
pinMode(penghangatPin, OUTPUT);
pinMode(pendinginPin, OUTPUT);
pinMode(motorPin, OUTPUT);
pinMode(lampuPin, OUTPUT);
}
void loop() {
if (Serial.available() > 0) {
// Baca data dari port serial
String data = Serial.readStringUntil('\n');
// Pisahkan data menjadi tiga bagian: Suhu, Lux, dan Hujan
int suhuStart = data.indexOf("Suhu=") + 5;
int suhuEnd = data.indexOf("°C;");
String suhuData = data.substring(suhuStart, suhuEnd);
int luxStart = data.indexOf("Lux=") + 4;
int luxEnd = data.indexOf(" mV;");
String luxData = data.substring(luxStart, luxEnd);
String hujanData = data.substring(data.indexOf("Hujan=") + 6);
String waktuData = data.substring(data.indexOf("Waktu=") + 6);
// Konversi data menjadi nilai float dan integer
float suhuValue = suhuData.toFloat();
float luxValue = luxData.toFloat();
int hujanValue = hujanData.toInt();
// Kontrol perangkat berdasarkan kondisi suhu
if (suhuValue < 18) {
digitalWrite(penghangatPin, HIGH); // Penghangat hidup
digitalWrite(pendinginPin, LOW); // Pendingin mati
} else if (suhuValue > 25) {
digitalWrite(penghangatPin, LOW); // Penghangat mati
digitalWrite(pendinginPin, HIGH); // Pendingin hidup
} else {
digitalWrite(penghangatPin, LOW); // Penghangat mati
digitalWrite(pendinginPin, LOW); // Pendingin mati
}
if (hujanValue == 1) {
digitalWrite(motorPin, HIGH); // Buka penutup bak jika hujan
} else {
digitalWrite(motorPin, LOW); // Tutup penutup bak jika tidak hujan
}
// Kontrol lampu berdasarkan waktu (misalnya, deteksi malam)
// Kamu perlu menyesuaikan kode berdasarkan logika waktu yang sesuai dengan kondisi malam dan pagi
// Dalam contoh ini, lampu menyala jika nilai Lux rendah (mendekati gelap)
if (luxValue < 5) {
digitalWrite(lampuPin, HIGH); // Lampu menyala pada malam hari
} else {
digitalWrite(lampuPin, LOW); // Lampu mati pada pagi hari
}
// Tampilkan data di LCD
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Penghangat: ");
lcd.print(digitalRead(penghangatPin) == HIGH ? "Hidup" : "Mati");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Pendingin: ");
lcd.print(digitalRead(pendinginPin) == HIGH ? "Hidup" : "Mati");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("Penutup: ");
lcd.print(digitalRead(motorPin) == HIGH ? "Terbuka" : "Tertutup");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("Lampu: ");
lcd.print(digitalRead(lampuPin) == HIGH ? "Hidup" : "Mati");
}
}
PENJELASAN PROGRAM
PENGIRIM
Include pustaka LiquidCrystal_I2C untuk mengaktifkan LCD dengan koneksi I2C.
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
Deklarasikan variabel konstanta untuk nomor pin sensor suhu, APDS-9002, dan sensor hujan.
const int suhuPin = A0; // Pin sensor suhu (analog)
const int apdsPin = A1; // Pin sensor APDS-9002 (analog)
const int hujanPin = 2; // Pin sensor hujan (digital)
Buat objek LCD dari kelas LiquidCrystal_I2C dengan menginisialisasi alamat I2C dan ukuran LCD.
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 20, 4); // Alamat I2C dan ukuran LCD (20 kolom, 4 baris)
Fungsi setup() yang dieksekusi sekali pada awal program. Inisialisasi port serial dan LCD, serta set mode pin sensor sebagai input.
void setup() {
Serial.begin(9600); // Inisialisasi port serial
lcd.begin(20, 4); // Inisialisasi LCD
pinMode(suhuPin, INPUT);
pinMode(apdsPin, INPUT);
pinMode(hujanPin, INPUT);
}
Fungsi loop() yang dieksekusi secara berulang. Baca nilai sensor suhu, APDS-9002, dan hujan.
void loop() {
// Baca nilai sensor
int suhuValue = analogRead(suhuPin);
int apdsValue = analogRead(apdsPin);
int hujanValue = digitalRead(hujanPin);
Konversi nilai analog sensor suhu ke mV dan derajat Celsius.
// Konversi nilai analog ke nilai fisik
float suhuMv = (suhuValue / 1024.0) * 5000; // Konversi ke mV
float suhuCelsius = suhuMv / 10; // Konversi ke derajat Celsius
Konversi nilai analog sensor APDS-9002 ke volt dan milivolt.
float apdsVoltage = apdsValue * (5.0 / 1023.0); // Konversi ke volt
float apdsMv = apdsVoltage * 1000; // Konversi ke milivolt
Tentukan kondisi waktu berdasarkan nilai milivolt sensor APDS-9002.
// Tentukan kondisi waktu berdasarkan nilai APDS-9002
String kondisiWaktu;
if (apdsMv < 5) {
kondisiWaktu = "Malam";
} else if (apdsMv >= 5 && apdsMv <= 650) {
kondisiWaktu = "Pagi";
} else {
kondisiWaktu = "Siang";
}
Kirim data sensor melalui port serial untuk pemantauan. Data mencakup nilai suhu, lux, status hujan, dan kondisi waktu.
// Kirim data melalui port serial
Serial.print("Suhu=");
Serial.print(suhuCelsius);
Serial.print("°C;Lux=");
Serial.print(apdsMv);
Serial.print(" mV;Hujan=");
Serial.print(hujanValue);
Serial.print(";Waktu=");
Serial.println(kondisiWaktu);
Tampilkan data sensor pada LCD. Setiap baris LCD menampilkan informasi suhu, lux, status hujan, dan kondisi waktu.
// Tampilkan data di LCD
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Suhu: ");
lcd.print(suhuCelsius);
lcd.print("C");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Lux: ");
lcd.print(apdsMv);
lcd.print("mV");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("Hujan: ");
lcd.print(hujanValue == 1 ? "Ya" : "Tidak");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("Waktu: ");
lcd.print(kondisiWaktu);
Beri jeda 1 detik untuk mengontrol frekuensi pembacaan sensor dan tampilan LCD.
delay(1000); // Tunda selama 1 detik
}
PENERIMA
Include pustaka LiquidCrystal_I2C untuk mengaktifkan LCD dengan koneksi I2C.
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
Deklarasikan variabel untuk nomor pin perangkat seperti penghangat, pendingin, motor penutup bak, dan lampu.
int penghangatPin = 8; // Pin penghangat
int pendinginPin = 9; // Pin pendingin
int motorPin = 10; // Pin motor penutup bak
int lampuPin = 11; // Pin lampu
Buat objek LCD dari kelas LiquidCrystal_I2C dengan menginisialisasi alamat I2C dan ukuran LCD.
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 20, 4); // Alamat I2C dan ukuran LCD (20 kolom, 4 baris)
Fungsi setup() yang dieksekusi sekali pada awal program. Inisialisasi port serial dan LCD, serta set mode pin perangkat sebagai output.
void setup() {
Serial.begin(9600); // Inisialisasi port serial
lcd.begin(20, 4); // Inisialisasi LCD
pinMode(penghangatPin, OUTPUT);
pinMode(pendinginPin, OUTPUT);
pinMode(motorPin, OUTPUT);
pinMode(lampuPin, OUTPUT);
}
Fungsi loop() yang dieksekusi secara berulang. Baca data dari port serial hingga karakter baris baru ('\n').
void loop() {
if (Serial.available() > 0) {
// Baca data dari port serial
String data = Serial.readStringUntil('\n');
Pisahkan data menjadi tiga bagian: suhu, lux, dan hujan.
// Pisahkan data menjadi tiga bagian: Suhu, Lux, dan Hujan
int suhuStart = data.indexOf("Suhu=") + 5;
int suhuEnd = data.indexOf("°C;");
String suhuData = data.substring(suhuStart, suhuEnd);
int luxStart = data.indexOf("Lux=") + 4;
int luxEnd = data.indexOf(" mV;");
String luxData = data.substring(luxStart, luxEnd);
String hujanData = data.substring(data.indexOf("Hujan=") + 6);
String waktuData = data.substring(data.indexOf("Waktu=") + 6);
Konversi data menjadi nilai float dan integer.
// Konversi data menjadi nilai float dan integer
float suhuValue = suhuData.toFloat();
float luxValue = luxData.toFloat();
int hujanValue = hujanData.toInt();
Kontrol perangkat berdasarkan kondisi suhu. Penghangat dihidupkan jika suhu kurang dari 18 derajat Celsius, dan pendingin dihidupkan jika suhu lebih dari 25 derajat Celsius.
// Kontrol perangkat berdasarkan kondisi suhu
if (suhuValue < 18) {
digitalWrite(penghangatPin, HIGH); // Penghangat hidup
digitalWrite(pendinginPin, LOW); // Pendingin mati
} else if (suhuValue > 25) {
digitalWrite(penghangatPin, LOW); // Penghangat mati
digitalWrite(pendinginPin, HIGH); // Pendingin hidup
} else {
digitalWrite(penghangatPin, LOW); // Penghangat mati
digitalWrite(pendinginPin, LOW); // Pendingin mati
}
Kontrol motor penutup bak berdasarkan kondisi hujan. Motor dibuka jika mendeteksi hujan.
if (hujanValue == 1) {
digitalWrite(motorPin, HIGH); // Buka penutup bak jika hujan
} else {
digitalWrite(motorPin, LOW); // Tutup penutup bak jika tidak hujan
}
Kontrol lampu berdasarkan waktu. Pada contoh ini, lampu menyala jika nilai lux rendah (mendekati gelap).
// Kontrol lampu berdasarkan waktu (misalnya, deteksi malam)
// Kamu perlu menyesuaikan kode berdasarkan logika waktu yang sesuai dengan kondisi malam dan pagi
// Dalam contoh ini, lampu menyala jika nilai Lux rendah (mendekati gelap)
if (luxValue < 5) {
digitalWrite(lampuPin, HIGH); // Lampu menyala pada malam hari
} else {
digitalWrite(lampuPin, LOW); // Lampu mati pada pagi hari
}
Tampilkan data di LCD berdasarkan status perangkat. Informasi mengenai status penghangat, pendingin, penutup bak, dan lampu ditampilkan pada setiap baris LCD.
// Tampilkan data di LCD
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Penghangat: ");
lcd.print(digitalRead(penghangatPin) == HIGH ? "Hidup" : "Mati");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Pendingin: ");
lcd.print(digitalRead(pendinginPin) == HIGH ? "Hidup" : "Mati");
lcd.setCursor(0, 2);
lcd.print("Penutup: ");
lcd.print(digitalRead(motorPin) == HIGH ? "Terbuka" : "Tertutup");
lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print("Lampu: ");
lcd.print(digitalRead(lampuPin) == HIGH ? "Hidup" : "Mati");
}
}
1. Suhu Terlalu Rendah:
- Kondisi: Suhu di dalam greenhouse turun di bawah batas yang diinginkan untuk tanaman selada.
- Alur Kerja:
- Sensor suhu mendeteksi suhu rendah.
- Sistem mengaktifkan penghangat secara otomatis.
- Layar LCD menampilkan informasi bahwa penghangat telah dihidupkan.
2. Suhu Terlalu Tinggi:
- Kondisi: Suhu di dalam greenhouse melebihi batas yang diinginkan untuk tanaman selada.
- Alur Kerja:
- Sensor suhu mendeteksi suhu tinggi.
- Sistem mengaktifkan pendingin secara otomatis.
- Layar LCD menampilkan informasi bahwa pendingin telah dihidupkan.
3. Cahaya Kurang:
- Kondisi: Intensitas cahaya alami di dalam greenhouse tidak mencukupi.
- Alur Kerja:
- Sensor cahaya mendeteksi rendahnya intensitas cahaya.
- Sistem mengaktifkan lampu tambahan secara otomatis.
- Layar LCD menampilkan informasi bahwa lampu telah dihidupkan.
4. Hujan Lebat:
- Kondisi: Sensor hujan mendeteksi curah hujan yang tinggi.
- Alur Kerja:
- Sistem menutup penutup atap greenhouse secara otomatis untuk melindungi tanaman dari hujan berlebihan.
- Layar LCD menampilkan informasi bahwa penutup atap telah ditutup.
5. Hujan Ringan atau Tidak Ada Hujan:
- Kondisi: Sensor hujan tidak mendeteksi hujan.
- Alur Kerja:
- Sistem menjaga penutup atap greenhouse terbuka.
- Layar LCD menampilkan informasi bahwa tanaman tidak terkena hujan.
- Download File HTML klik disini
- Download Rangkaian klik disini.
- Download Video Simulasi klik disini
- Download File Library Semua Sensor yang digunakan klik disini.
- Download File Library Rain sensor klik disini
- Download Data Sheet Arduino : klik disini
- Download Data Sheet Resistor klik disini.
- Download Data Sheet Dioda klik disini.
- Download Data Sheet Transistor NPN BC547 klik disini.
- Download Data Sheet Relay klik disini.
- Download Data Sheet PCF8574 klik disini.
- Download Data Sheet LED klik disini.
- Download Data Sheet Motor DC klik disini
- Download Data Sheet UV Sensor klik disini.
- Download Data Sheet Rain Sensor klik disini.
- Download Data Sheet Sensor Suhu LM35 klik disini.
- Download Data Sheet LCD klik disini.
- Download Program Arduino klik disini.
0 komentar:
Posting Komentar