NIM : 2110951004

.

Cover

Ini merupakan cover blog mata kuliah elektronika

Spesifikasi Unit Op-Amp

Klik gambar slide untuk melihat pembahasan materi spesifikasi unit op-amp

Aplikasi Comparator Inverting dengan Vref=0

Slide ini merupakan halaman pembahasan rangkaian pengaplikasian dan penjelasan dari materi comparator inverting dengan Vref=0

Aplikasi Triangle Generator

Slide ini merupakan halaman pembahasan pengaplikasian dan penjelasan dari materi triangle generator

Aplikasi Filter BPF

Slide ini merupakan halaman pembahasan pengaplikasian dan penjelasan dari materi filter BPF

Selasa, 14 Juni 2022

Tugas Besar

           Kontrol Penerangan Ruangan




1. Tujuan
[kembali]
  • Mengetahui tentang cara kerja dari rangkaian lampu ruang kerja otomatis.
  • Mengetahui prinsip kerja dan teori dari rangkaian lampu ruang kerja otomatis. 
  • Mensimulasikan Rangkaian sederhana lampu ruang kerja otomatis. 
2. Alat dan Bahan [kembali]

A. Alat
    Instrumen
    1. DC voltmeter

    Probe
    1. Probe voltage

    Generator
    1. Battery

    2. Power


B. Bahan
    1. Resistor
        Resistor adalah komponen elekronika yang memiliki fungsi sebagai pengatur (penghambat) tegangan listrik atau arus listrik dalam suatu rangkaian. Sebagaimana rumus hukum ohm V=I x R. Pada dasarnya resistor dibagi dalam 4 jenis, yaitu fixed resistor, variable resistor, ligh dependent resistor, dan thermal resistor. 
(gambar jenis-jenis resistor)

        Berikut table spesifikasi perbandingan jenis-jenis resistor :


    2. Dioda
    Pengertian dioda (diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode yang digunakan dalam rangkaian ini adalah diode dengan jenis 1N4002, berikut adalah spesifikasi dari diode 1N4002.

(Table Spesifikasi Diode 1N4001-1N4007)
    
    3. Transistor NPN
        Transistor merupakan sebuah alat semikonduktor yang dapat dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Umumnya, transistor memiliki 3 terminal (kaki), yaitu Basis, Emitor, dan Kolektor. Transistor yang digunakan dalam rangkaian ini adalah transistor NPN dengan jenis BC548, berikut adalah spesifikasi/karakteristik dari transistor BC548.


    4. Op-Amp
        Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Op-amp yang digunakan dalam rangkaian ini adalah jenis 741. 

LM741 Pinout

Pin 1, Offset Null: Dengan menambahkan tegangan pada pin 1 untuk menghilangkan tegangan offset yang berguna menyeimbangkan teganan input.
Pin 2, Inverting input: input sinyal positif yang akan diperkuat menjadi terbalik.
Pin 3, Non-inverting input: input sinyal positif yang akan diperkuat tanpa membalik sinyal.
Pin 4, V-: Pada umumnya Op-amp menggunakan power supply simteris dimana pin 4 mendapatkan tegangan negatif.
Pin 5, Offset Null: Pasangan dengan pin 1 dengan menambahkan tegangan untuk mengatur tegangan offset.
Pin 6, Ouput: Terminal dimana keluaran sinyal hasil penguatan opamp.
Pin 7, V+: Pin yang mendapatkan tegangan suplai positif.
Pin 8, NC: not connected alias tidak digunakan.


Berikut adalah spesifikasi/karakteristik dari op-amp 741 :



    Komponen Input
    5. Sensor Suara (Sound Sensor)
        Sensor suara didefinisikan sebagai modul yang mendeteksi gelombang suara melalui intensitasnya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik.

Sensor ini mencakup 3 pin dan mereka adalah,

  • Pin1 (VCC): 3.3V DC ke 5V DC
  • Pin2 (GND): Ini adalah pin kandas
  • Pin3 (OUT): Ini adalah pin keluaran. Ini memberikan sinyal tinggi ketika tidak ada suara dan menjadi RENDAH ketika suara terdeteksi. Anda dapat menghubungkannya ke pin digital apa pun di Arduino atau langsung ke relai 5V atau perangkat serupa.        

spesifikasi

Spesifikasi sensor suara meliputi:

  • Kisaran tegangan operasi adalah 3.⅗ V
  • Arus operasi adalah 4 ~ 5 mA
  • Penguatan tegangan 26 dB ((V=6V, f=1kHz)
  • Sensitivitas mikrofon (1kHz) adalah 52 hingga 48 dB
  • Impedansi mikrofon adalah 2.2k Ohm
  • Frekuensi mikrofon m adalah 16 hingga 20 kHz
  • Rasio sinyal terhadap noise adalah 54 dB

    6. PIR Sensor


    7. Sensor Cahaya (Tourch LDR)


    8. Logic State
 
    Komponen Output
    9. Lamp


    10. Relay

    Komponen lainnya
    11. Ground


3. Dasar Teori [kembali] 

    1. Resistor

        Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm:

Satuan
Ohm (simbol: Ω) adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama Georg Ohm. Satuan yang digunakan prefix:
            Ohm = Ω

Kilo Ohm = KΩ

Mega Ohm = MΩ

Kode Warna Resistor
Berdasarkan pembacaan kode warnanya resistor ini dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

  • Kode Warna Resistor 4 Gelang

    Terlihat pada gambar bahwa :
    • Gelang ke-1 menentukan digit pertama
    • Gelang ke-2 menentukan digit kedua
    • Gelang ke-3 menentukan pengali (dikali 101 atau 102 atau 103 dan seterusnya)
    • Gelang ke-4 menentukan resistansi
  • Kode Warna Resistor 5 Gelang

    Terlihat pada gambar bahwa :
    • Gelang ke-1 menentukan digit pertama
    • Gelang ke-2 menentukan digit kedua
    • Gelang ke-3 menentukan digit ketiga
    • Gelang ke-4 menentukan pengali
    • Gelang ke-5 menentukan Toleransi


  • Kode Warna Resistor 6 Gelang
    Perbedaan resistor 6 warna ini adalah terdapat nilai toleransi suhu di digit paling akhir. 
    • Gelang ke-1 menentukan digit pertama
    • Gelang ke-2 menentukan digit kedua
    • Gelang ke-3 menentukan digit ketiga
    • Gelang ke-4 menentukan Pengali
    • Gelang ke-5 menentukan Toleransi
    • Gelang ke-6 menentukan Toleransi suhu
    Contoh :

    Resistor tsb mempunyai 5 gelang warna, jadi kita menggunakan tabel resistor 5 warna :
  • Gelang pertama warna coklat nilainya   : 1
  • Gelang ke - dua warna hitam nilainya   : 0
  • Gelang ke - tiga warna hitam nilainya   : 0
  • Gelang keempat warna orange nilainya : 103
  • Gelang ke  - lima warna cokalt nilainya : 1%
    Jadi nilai resistansi pada resistor tsb adalah 100 K Ohm dengan toleransi 1%

    2. Dioda

    Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur).

Cara Kerja Dioda

       Dioda semikonduktor hanya bisa melewati satu arus yang searah, pada saat dioda memperoleh arus akan maju satu arah (forward Bias). Karena di dalam dioda ada junction yaitu pertemuan konduktor antara tipe p dan tipe n. kondisi ini dapat dikatakan bahwa konduksi penghantar masih tergolong kecil. Sedangkan bila dioda diberi satu arah/bias mundur (Reverse bias) maka dioda tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir.

     Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja antara lain sebagai Penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full Wave Rectifier) dll.

    3. Transistor NPN

        Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebu sebagai basis, kolektor, dan emitor.

  • Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
  • Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.
  • Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.
(Rangkaian bias transistor NPN)

    Transistor jenis NPN bekerja ketika input tegangan di kaki basis (Lb) melebihi tegangan ambang (0,7 V) maka transistor akan aktif (ON) dan membuat arus mengalir dari kolektor ke emitor (Lc). Berlaku juga sebaliknya, jika input basis diturunkan hingga dibawah tegangan ambang maka transistor akan OFF, perlahan Lc akan berhenti. Prinsip kerja inilah yang dapat menjadikan transistor NPN berfungsi sebagai sakelar atau switch.

    4. Op-amp

    Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. 


    Karakteristik Faktor Penguat atau Gain pada Op-Amp pada umumnya ditentukan oleh Resistor Eksternal yang terhubung diantara Output dan Input pembalik (Inverting Input). Konfigurasi dengan umpan balik negatif (Negative Feedback) ini biasanya disebut dengan Closed-Loop configuration atau Konfigurasi Lingkar Tertutup. Umpan balik negatif ini akan menyebabkan penguatan atau gain menjadi berkurang dan menghasilkan penguatan yang dapat diukur serta dapat dikendalikan. Tujuan pengurangan Gain dari Op-Amp ini adalah untuk menghindari terjadinya Noise yang berlebihan dan juga untuk menghindari respon yang tidak diinginkan. Sedangkan pada Konfigurasi Lingkar Terbuka atau Open-Loop Configuration, besar penguatannya adalah tak terhingga (∞) sehingga besarnya tegangan output hampir atau mendekati tegangan Vcc.

Secara umum, Operational Amplifier (Op-Amp) yang ideal memiliki karakteristik sebagai berikut :
  • Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
  • Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
  • Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
  • Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
  • Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
  • Karakteristik tidak berubah dengan suhu

    5. Sound Sensor



    6. PIR Sensor

    7. Tourch LDR Sensor

    8. Lamp

    9. Relay


4. Simulasi Rangkaian [kembali]
    1. Gambar keseluruhan rangkaian








 

5. Prinsip Kerja [kembali] 

6. Download [kembali]
Share:

Minggu, 24 April 2022



1. Tujuan
[kembali]

    1.  Mengetahui tentang cara kerja dari rangkaian lampu taman otomatis.
    2.  Mengetahui prinsip kerja dan teori dari rangkaian lampu taman otomatis.
    3.  Mensimulasikan Rangkaian sederhana lampu taman otomatis. 


2. Alat dan Bahan [kembali]

    Alat :
        2.1. Voltmeter DC[kembali]
        Voltmeter adalah sebuah alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik yang ada dalam sebuah rangkaian listrik.

        2.2. Battery[kembali]
    Baterai merupakan suatu komponen elektronika yang digunakan sebagai sumber tegangan pada rangkaian.

Konfigurasi PIN :
Spesifikasi :

        2.3. Power Supply[kembali]
        Power supply atau catu daya adalah suatu alt listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik maupun elektronika lainnya.


    Bahan :

        2.4. Resistor[kembali]
        Resistor berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. 
 
Spesifikasi :
10k ohm (3 buah)
20k ohm (1 buah)

        2.5. Transistor NPN[kembali]
        Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal.

Konfigurasi PIN :
Spesifikasi :
        1. DC current gain maksimal 800
        2. Arus Collector kontinu (Ic) 100mA
        3. Tegangan Base-Emitter (Vbe) 6V
        4. Arus Base maksimal 5mA

        2.6. Dioda[kembali]
        Dioda fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.

Spesifikasi :

    Komponen Input :

        2.7. Sensor PIR[kembali]
        Sensor PIR atau disebut juga dengan Passive Infra Red merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object.

Konfigurasi PIN :
Spesifikasi :

1. Vin : DC 5V 9V.

2. Radius : 180 derajat.

3. Jarak deteksi : 5 7 meter.

4. Output : Digital TTL.

5. Memiliki setting sensitivitas.

6. Memiliki setting time delay.

7. Dimensi : 3,2 cm x 2,4 cm x 2,3 cm.

8. Berat : 10 gr.


Grafik Respons :






        2.8. LDR[kembali]
    LDR (Light Dependent Resistor) adalah sensor cahaya yang dapat mengubah besaran cahaya yang diterima menjadi besaran konduktansi.

Konfigurasi PIN :
    Pin 1 : Electrical contact
    Pin 2 : Electrical contact



    Komponen Output :

        2.9. Lampu[kembali]
        Berfungsi sebagai sebuah peranti yang memproduksi cahaya/ media penerangan taman.




        2.10. Relay[kembali]
    Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).

Konfigurasi PIN :


Spesifikasi :


        2.11. Ground[kembali]
        Ground berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah.




3. Dasar Teori
[kembali]         
        
       3.1. Resistor[kembali]
    Resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang merupakan satuan SI untuk resistansi listrik. Resitor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm (V = I.R ).


        3.2. Dioda[kembali]
    Dioda adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan menggabungkan dua bahan semi-konduktor tipe-P dan semi-konduktor tipe-N. Ketika dua bahan ini digabungkan, terbentuk lapisan kecil lain di antaranya yang disebut depletion layer. Ini karena lapisan tipe-P memiliki hole berlebih dan lapisan tipe-N memiliki elektron berlebih dan keduanya mencoba berdifusi satu sama lain membentuk penghambat resistansi tinggi antara kedua bahan seperti pada gambar di bawah ini. Lapisan penyumbatan ini disebut depletion layer.

   Ketika tegangan positif diterapkan ke Anoda dan tegangan negatif diterapkan ke Katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias maju. Selama keadaan ini tegangan positif akan memompa lebih banyak hole ke daerah tipe-P dan tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke daerah tipe-N yang menyebabkan depletion layer hilang sehingga arus mengalir dari Anoda ke Katoda. Tegangan minimum yang diperlukan untuk membuat dioda bias maju disebut forward breakdown voltage.

    Jika tegangan negatif diterapkan ke anoda dan tegangan positif diterapkan ke katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias terbalik. Selama keadaan ini tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke material tipe-P dan material tipe-N akan mendapatkan lebih banyak hole dari tegangan positif yang membuat depletion layer lebih besar dan dengan demikian tidak memungkinkan arus mengalir melaluinya. Kondisi ini hanya terjadi pada dioda yang ideal, kenyataannya arus yang kecil tetap dapat mengalir pada bias terbalik dioda.


        3.3. Transistor[kembali]
    Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.

1. Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
2. Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.
3. Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.

        3.4. Relay[kembali]
        Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar atau swirch elektrik yang dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch). Komponen elektronika ini menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Berikut adalah simbol dari komponen relay.

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring

        3.5. Battery[kembali]
        Baterai mengubah energi kimia langsung menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari sejumlah sel volta. Tiap sel terdiri dari 2 sel setengah yang terhubung seri melalui elektrolit konduktif yang berisi anion dan kation. Satu sel setengah termasuk elektrolit dan elektrode negatif, elektrode yang di mana anion berpindah; sel-setengah lainnya termasuk elektrolit dan elektrode positif di mana kation berpindah. Reaksi redoks akan mengisi ulang baterai. Kation akan tereduksi (elektron akan bertambah) di katode ketika pengisian, sedangkan anion akan teroksidasi (elektron hilang) di anode ketika pengisian. Ketika digunakan, proses ini dibalik. Elektrodanya tidak bersentuhan satu sama lain, tetapi terhubung via elektrolit. Beberapa sel menggunakan elektrolit yang berbeda untuk tiap sel setengah. Sebuah separator dapat membuat ion mengalir di antara sel-setengah dan bisa menghindari pencampuran elektrolit.

        3.6. LDR[kembali]
        LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenainya. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya, jika semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat. LDR sering digunakan sebagai sensor lampu penerang jalan otomatis, lampu kamar tidur, alarm, rangkaian anti maling, shutter kamera otomatis, dan lainnya.

        3.7. Rangkaian Pembagi Tegangan[kembali]
    Pembagi Tegangan adalah suatu rangkaian sederhana yang mengubah tegangan besar menjadi tegangan yang lebih kecil. Fungsi dari Pembagi Tegangan ini di Rangkaian Elektronika adalah untuk membagi Tegangan Input menjadi satu atau beberapa Tegangan Output yang diperlukan oleh Komponen lainnya didalam Rangkaian. Hanya dengan menggunakan dua buah Resistor atau lebih dan Tegangan Input, kita telah mampu membuat sebuah rangkaian pembagi tegangan yang sederhana.Pada dasarnya, Rangkaian Pembagi Tegangan terdiri dari dua buah resistor yang dirangkai secara Seri.

        3.8. Lamp[kembali]
        Lampu Listrik adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkan cahaya saat dialiri arus listrik. Arus listrik yang dimaksud ini dapat berasal tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik terpusat (Centrally Generated Electric Power) seperti PLN dan Genset ataupun tenaga listrik yang dihasilkan oleh Baterai dan Aki.

Jenis Jenis Lampu Listrik :

1. Lampu Pijar (Incandescent Lamp)
        Lampu Pijar atau disebut juga Incandescent Lamp adalah jenis lampu listrik yang menghasilkan cahaya dengan cara memanaskan Kawat Filamen di dalam bola kaca yang diisi dengan gas tertentu seperti  nitrogen, argon, kripton  atau hidrogen. Kita dapat menemukan Lampu Pijar dalam berbagai pilihan Tegangan listrik yaitu Tegangan listrik yang berkisar dari 1,5V hingga 300V.

        Lampu Pijar yang dapat bekerja pada Arus DC maupun Arus AC ini banyak digunakan di Lampu Penerang Jalan, Lampu Rumah dan Kantor, Lampu Mobil, Lampu Flash dan juga Lampu Dekorasi.  Pada umumnya Lampu Pijar hanya dapat bertahan sekitar 1000 jam dan memerlukan Energi listrik yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis-jenis lampu lainnya.

2. Lampu Lucutan Gas (Gas discharge Lamp)
        Lampu lucutan gas menghasilkan cahaya dengan mengirimkan lucutan elektris melalui gas yang terionisasi, misalnya pada plasma. Sifat lucutan gas sangat tergantung pada frekuensi atau modulasi arus listriknya. Biasanya, lampu lampu ini menggunakan gas mulia (argon, neon, kripton, dan xenon) atau campuran dari gas-gas tersebut. Sebagian besar lampu-lampu ini juga mengandung bahan-bahan tambahan, seperti merkuri, natrium, dan/atau halida logam.

3. Lampu LED (Light Emitting Diode)
        Lampu LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.

        3.9. Sensor PIR[kembali]
 Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1. Lensa Fresnel
  Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel pada mobil telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar berkas cahaya.

2. IR Filter
    IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.

3. Pyroelectric Sensor
    Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32˚C, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.

4. Amplifier
    Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material pyroelectric.

5. Komparator
 Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh komparator sehingga mengahasilkan output.

    Pada grafik tersebut ; (a) Arah yang berbeda mengasilkan tegangan yang bermuatan berbeda ; (b) Semakin dekat jarak objek terhadap sensor PIR, maka semakin besar tegangan output yang dihasilkan ; (c) Semakin cepat objek bergerak, maka semakin cepat terdeteksi oleh sensor PIR karena infrared yang ditimbulkan dengan lebih cepat oleh objek semakin mudah dideteksi oleh PIR, namun semakin sedikit juga waktu yang dibutuhkan karena sudah diluar jangkauan sensor PIR. 

Grafik Respons :
     Dari grafik, didapatkan bahwa suhu juga mempengaruhi seberapa jauh PIR dapat mendeteksi adanya infrared dimana semakin tinggi suhu disekitar maka semakin pendek jarak yang bisa diukur oleh PIR.





Share:

Blogger news

Blogger templates